Total Tayangan Halaman

Minggu, 22 April 2012


MATERI
 ALSTAR MANAGEMENT
Materi
Kisi kisi
PERSONALITY / KEPRIBADIAN
1.  Image Building
Bagaimana mambangun seluruh image yang ada pada diri kita sehingga mempunyai kekuatan dan mampu menimbulakn daya tarik.
2.  Integrity and Ethics for Personality

Pengembangan karakter kebaikan etika adalah kunci kesuksesan dalam hidup. Anda akan menyadari kebahagiaan dan pemenuhan diri dalam hidup, mencapai potensi tertinggi.
3.  P.E.S.T Analysis For Personality
Analisis PEST merupakan analisis eksternal makro lingkungan yang mempengaruhi kepribadian. Faktor eksternal seperti biasanya berada di luar kendali manusia dan kadang-kadang menampilkan diri sebagai ancaman. Namun, perubahan dalam lingkungan eksternal juga menciptakan peluang baru.
4.  Opportunity Analysis For Personality
Analisis kesempatan adalah strategi untuk menilai potensi perubahan atau perangkat tambahan untuk meningkatkan kepribadian. Jenis kesempatan akan bervariasi, dari kesempatan kecil akan meningkatkan kepribadian.
5.  Emotional Intelligence and Ethics for Personality
Cara yang berbeda untuk melihat dan bekerja dengan perubahan kepribadian dengan berfokus pada emosi individu dan etika.
6.   SWOT Analysis for Personality
Anda kemungkinan besar untuk berhasil dalam hidup jika Anda menggunakan bakat Anda untuk mereka sepenuhnya. Demikian pula, Anda akan mendapatkan sedikit masalah jika Anda tahu apa kelemahan Anda,. Jadi bagaimana Anda mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, dan menganalisis peluang dan ancaman.
7.      Human Behavior
Perilaku pada manusia yang mengacu pada berbagai perilaku yang ditunjukkan oleh manusia dan yang dipengaruhi oleh budaya, sikap, emosi, nilai, etika, wewenang, hubungan baik, bujukan, paksaan atau genetika. Dengan memahami perilaku akan memudahkan kita menghargai orang lain dan memahami kebutuhannya sehingga membuat komunikasi menjadi lebih efektif.
8.      Behavior in work

Perilaku kerja adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku seseorang dalam pekerjaan dan biasanya lebih formal daripada jenis lain dari perilaku manusia. Sehingga kita mampu meningkatkan produktifitas dan kinerja.
9.    Self Impression Management

Pengaturan kesan adalah proses yang digunakan orang untuk mengontrol persepsi atau penampilan tentang diri mereka sendiri, seperti personal branding. Pengaturan kesan mencoba untuk mengendalikan persepsi dari orang lain melalui pengembangan metode presentasi diri dan teknik yang digunakan untuk mengendalikan persepsi luar .
COMMUNICATION SKILL
1.   Empathy Communication
Empati adalah perasaan emosi lain ke titik di mana sebuah empati  dapat berhubungan dengan orang lain dengan merasakan perasaan yang sebenarnya yang berjalan lebih dalam daripada yang digambarkan di permukaan.
2.   Verbal and Non Verbal Communication for Personality, Services, Handling Complaint
Komunikasi verbal dan non verbal mengacu pada penggunaan suara dan bahasa untuk menyampaikan pesan. Komunikasi nonverbal dapat mencakup suara vokal yang bukan kata-kata seperti geraman, atau dengan gerakan, bahasa tubuh dan ekspresi wajah Ini berfungsi sebagai wahana untuk mengekspresikan keinginan, ide dan konsep kepada pihak lain.
3.   Intraperesonal Communication for Personality, Services, Handling Complaint

Komunikasi intrapersonal adalah yang paling dasar dari konteks komunikasi. Hal ini terjadi ketika seseorang mengirim dan menerima pesan internal. Kita menghabiskan sebagian besar waktu untuk berpikir kita. Dan proses pikiran kita tidak lain adalah komunikasi intrapersonal di mana kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri.
4.   Interpersonal Communication for Personality, Services, Handling Complaint
Interpersonal komunikasi adalah proses dimana  pertukaran informasi, perasaan, dan makna melalui pesan verbal dan non-verbal.
5.  The Magic Words

Semua kata-kata, pikiran, lisan atau tertulis menjadi kenyataan, semua imajinasi Anda pun memiliki kekuatan untuk menyadari diri mereka sendiri dan menjadikan suatu realita.
6.   Effective Communication

Komunikasi yang efektif membantu kita lebih memahami seseorang atau situasi, memungkinkan kita untuk menyelesaikan perbedaan, membangun kepercayaan dan hormat, dan menciptakan lingkungan di mana ide-ide kreatif, pemecahan masalah, kasih sayang, dan peduli bisa berkembang.
7.   Percepception Management

Apakah persepsi dan kenyataan? Hal ini karena proses persepsi bahwa Anda menjadi sadar akan dunia di sekitar Anda. Bagaimana Anda bertindak dalam menanggapi apa yang Anda anggap. Persepsi setiap orang adalah realitas yang berbeda. Dengan mengubah keyakinan, Anda dapat mengubah cara Anda melihat dunia di sekitar Anda.
8.   The Secrets Of Negotiation
Mengapa Kita Negosiasikan. Ini bukan sebuah pertanyaan lagi tapi kenapa kita bernegosiasi.. Negosiasi sangat penting untuk hubungan pribadi dan profesional. Bagaimana untuk menggabungkan keinginan dan kebutuhan kelompok dan membangun solusi adalah kunci dari negosiasi.
9.      Greatness Persuasive
Persuasi adalah tindakan  yang lain dari diri sendiri menerapkan keyakinan tertentu atau melakukan suatu tindakan tertentu kepada pihak lain.  Agar meyakinkan, Anda harus menggunakan sejumlah taktik yang berbeda.
10.   Greatness Influence

Kemampuan atau kekuatan sesorang yang dapat menghasilkan dampak pada orang lain dengan cara tidak langsung.
MOTIVATION
1.      Greatness Change (the power of change)
Di dunia ini tidak ada yang tidak berubah, setiap perubahan akan membawa dampak yang luar biasa.
2.      Greatness Motivation (the power of motivation)

Motivasi adalah suatu respon hakiki, yang datang dari dalam dan tidak bisa dipaksakan dari luar. Motivasi datang dari keinginan untuk melakukan sesuatu kehendak bebas seseorang. Jika Anda bebas, Anda dapat memilih untuk melakukan sesuatu. Salah satu alasan utama orang gagal untuk mencapai tujuan mereka adalah karena tidak bertindak
3.      Greatnes Belief (the power of belief)

Kepercayaan memiliki kekuatan untuk mengubah bukan hanya keadaan batin Anda, tetapi dunia di sekitar Anda. Hal ini karena ketika anda percaya sesuatu dari dalam ke luar, ia mewujudkan di dunia.
4.      Greatness Positive Thinking

Dalam satu hari berapa banyak kita berpikir positif dan berapa pula kita berpikir negatif. Dan seberapa besar kita menyadari kehebatan dari berpikir positif untuk meraih cita – cita.
THE EXCELLENT SERVICE
1.    Emotional Intelligence And Ethics for Service Excellent
Cara yang berbeda untuk melihat dan bekerja dengan perubahan dalam pelayanan prima dengan berfokus pada kecerdasan emosi dan etika.
2.    Handling Complaint
Tehnik menangani complaint pelanggan, bahkan menjadikan complaint menjadi compliment.
3.    SWOT Analysis For Service Excellent
Ada kemungkinan besar untuk berhasil dalam memberikan pelayanan jika Anda menggunakan bakat Anda sepenuhnya. Demikian pula, Anda akan mendapatkan sedikit masalah jika Anda tahu apa kelemahan Anda dan jika Anda mengelola kelemahan sehingga mereka bisa mendapatkan pelayananan yang terbaik. Jadi bagaimana Anda mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan, dan menganalisis peluang dan ancaman sehingga anda mampu memberikan  Pelayanan Prima  terhadap pelanggan?
4.    Opportunity Analysis For Service Excellent
Analisis kesempatan adalah strategi untuk menilai potensi perubahan atau perangkat tambahan untuk meningkatkan Pelayanan menjadi Prima. Jenis kesempatan akan bervariasi, dari kesempatan kecil sampai yang besar akan meningkatkan kualitas pelayanan menjadi Pelayanan Prima.
5.    P.E.S.T Analysis For Service Excellent
Analisis PEST merupakan analisis lingkungan eksternal  secara keseluruhan yang mempengaruhi Pelayanan Prima. Faktor eksternal seperti biasanya berada di luar kendali manusia dan kadang-kadang menampilkan diri sebagai ancaman. Namun, perubahan dalam lingkungan eksternal juga menciptakan peluang baru dalam memberikan Pelayanan Prima.
MANAGEMENT
1.    Team Work
Sumber Daya Manusia suatu institusi, secara personal adalah individu yang berbeda satu sama lain, namun dalam lingkup organisasi mereka bernaung dalam institusi yang sama, yang menuntut mereka untuk dapat bekerjasama mewujudkan visi & misi perusahaan
2.    Emotional Management
Berapa sering kita diliputi oleh suatu emosi yang menguras Tenaga, Pikiran dan Waktu kita sehingga kita seakan akan tidak mampu berbuat apa- apa. Apakah Emosi itu bisa di manage sehingga kita mampu berbuat lebih baik.
3.    Nervous Management
Ya,  Kata Kata Nervous sering membuat kita seperti patung yang hanya bisa diam dan kebingungan. Tetapi Nervous tidak untuk dikurangi apalagi  dihilangkan melainkan untuk dimanfaatkan.
4.    Problem Solving and Decision Making

Jika akar dari permasalahan sudah diketahui sama dengan menyelesaikan separuh dari permasalahan itu dan bagaimana membuat keputusan yang memiliki resiko paling kecil.
5.    Coaching & Counseling
Pebinaan dan konseling merupakan kegiatan yang sangat penting peranannya dalam mengupayakan tercapainya pelaksanaan suatu pekerjaan secara optimal.
MARKETING
1.  The Miracle Of Selling

Berapa banyak tenaga, waktu, biaya yang kita keluarkan untuk menjual kepada customer, tapi hasilnya tidak seperti yang kita harapkan. Bagaimana menjual secara ajaib dengan menggunakan sedikit biaya, tenaga dan waktu dengan mendapatkan hasil maksimal.
2.  Integrated Marketing Communication (IMC)

Bagaimana  membuat semua  aspek komunikasi pemasaran seperti periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, dan pemasaran langsung bekerja sama sebagai kekuatan terpadu.
3.  Wave Marketing


Bagaiamana memanfaatkan, mengembangkan dan mencipatakan peluang dengan segala fasilitas yg ada di internet untuk menunjang fungsi Marketing menuju sukses yg diharapkan

GREATNES OF MIND
1.  Creative Thinking 
Ada jenis lain dari berpikir, yang berfokus pada eksplorasi ide, menghasilkan kemungkinan, mencari jawaban yang benar bukan hanya satu. Jenis berpikir seperti ini sangat penting untuk kehidupan yang sukses.
2.  Lateral Thinking

Kemampuan untuk berpikir kreatif, atau "di luar kotak" seperti yang sering disebut dalam bisnis, menggunakan inspirasi dan imajinasi Anda untuk memecahkan masalah dengan melihat mereka dari perspektif yang tak terduga. Berpikir lateral  meninggalkan mode tradisional pemikiran, dan membuang jauh prasangka.
3.   Free Thinking

Kalau kita masih percaya akan imajinasi sebagai alat untuk mengubah dunia, mengapa harus disembunyikan.


Kamis, 12 April 2012

Alternative materi Alstar

KEPRIBADIAN:

*Verbal Communication untuk kepribadian yang hangat dalam pergaulan (latihan melalui olah vokal)
*Non Verbal Communication untuk kepribadian yang elegan. (latihan melalui membaca bahasa tubuh)
*Creative Thinking dalam kepribadian yang penuh dengan tantangan. (latihan melalui pikiran yang kreatif)
*Kepribadian Dalam Integritas dan Etika
*Menjadi Pribadi yang berpikir Positif (latihan melalui PEST Analysis dan Oppurtunity Analysis)
*Personal Excellence (latihan melalui personal SWOT Analysis)
*Peran kecerdasan emosional dalam pengembangan kepribadian.

*Emosional Management
*Stress Management
*Image Building
*Attitude
*Self Development
*Time Management


KOMUNIKASI:

*Empathy Communication untuk komunikasi yang melayani (latihan melalui penghalusan rasa)
*Verbal Communication untuk komunikasi yang bersahabat (latihan melalui kata-kata ajaib)
*Non Verbal Communication untuk komunikasi yang mendukung pembicaraan (latihan melalui simbol-simbol bahasa tubuh)
*Intra Personal Communication untuk berkomunikasi dengan diri sendiri.
*Inter Personal Communication untuk berkomunikasi dengan orang lain.
*Vocal Variety
*Public Speaking
*Master of Ceremony (MC)
*Presentation
*Effective Communication
*Bussiness Communication

PELAYANAN:

*Total Service Excellence untuk pelayanan prima (latihan melalui cara melayani customer/klien)
*Bekerja dengan hati untuk pelayanan empati (latihan melalui merasakan apa yang dirasakan oleh customer/klien)
*Perception untuk peningkatan pelayanan (latihan melalui tebak gambar)
*Customer satisfaction
*Handling Complaint
*Kualitas Jasa Pelayanan

MOTIVASI:

*The power of Change untuk perubahan dalam diri (latihan melalui mendata kekurangan dan kelebihan diri sendiri)
*The power of Belief untuk menata kayakinan diri (latihan melalui menata keyakinan akan kelebihan diri sendiri)
*The power of motivation
*The dreams comes true
*Everyone can be success

MARKETING:

*Miracle of Selling  untuk penjualan
*Wave marketing
*Smart Negosiasi
*Tele marketing
*Integrated Marketing Communication


MANAGERIAL MANAGEMENT:

*Problem Solving
*Decision Making
*Nervous Management
*Conflict Management
*Managemen Information System
*Leadership

TEAM WORK:

*Team building
*Build Learning Committment


JOURNEY OF HEART

*Perjalanan hati
*The power of pray
*Increase Lucky Factor

PENGEMBANGAN SDM

*Recruitment and interview
*Coaching n concealling
*Standart Operation Procedure

Kamis, 05 April 2012

Pelayanan

 Organisasi pelayanan manusia (Human Service Organization) merupakan organisasi yang bergerak di bidang penyediaan layanan bagi kebutuhan manusia

== Definisi ==
'''Organisasi pelayanan manusia'''adalah organisasi yang memiliki fungsi utama mempertahankan atau meningkatkan [[kesejahteraan]] individu dengan membentuk atau mengubah [[atribut pribadi]] mereka.{{fact}}



== Tujuan ==
Dalam bukunya, Organisasi Pelayanan Manusia:Kategori Berguna atau Jargon Tidak Berguna?, Martin menyatakan bahwa organisasi pelayanan manusia bertujuan memenuhi secara sosial kebutuhan manusia.


== Klasifikasi Hasenfeld ==
Menurut Hasenfeld, organisasi pelayanan manusia dapat diklasifikasikan berdasarkan dua hal:{{fact}}

* Tipe klien yang dibantu{{fact}}
a. Berfungsi Normal

Seorang [[klien]] dikatakan berfungsi normal apabila tidak terdapat masalah atau gangguan pada dirinya yang menghambatnya dalam menjalankan peran.{{fact}}

b. Fungsi Terganggu

Seorang klien dikatakan terganggu fungsinya apabila terdapat masalah atau gangguan pada dirinya yang menghambatnya dalam menjalankan peran.{{fact}}

* [[Teknologi]] Transformasi yang diterapkan{{fact}}
a. Memproses Orang (People-Processing)

Bertujuan mentransformasikan klien dengan tidak mengubah atribut personalnya, tetapi memberi label pada status yang akan menimbulkan respon dari [[unit sosial]] lain. {{fact}}

b. Mempertahankan Orang

Bertujuan mencegah, mempertahankan, atau memperlambat kemunduran kondisi sejahtera klien.{{fact}}

c. Mengubah Orang

Bertujuan mengubah secara langsung atribut personal klien untuk meningkatkan kondisi sejahtera mereka.{{fact}}

== Klasifikasi Dunham ==
Menurut [[Arthur Dunham]], oranisasi pelayanan manusia dapat diklasifikasikan berdasarkan tiga hal:{{fact}}
* Berdasarkan naungan{{fact}}

a. [[Organisasi Pemerintah]] (Government Organization/GO)

b. [[Organisasi Non-Pemerintah]] (Non-Government Organization/NGO)
 
* Berdasarkan bidang kegiatan{{fact}}

a. [[Kesejahteraan Anak]]

b. [[Kesejahteraan Wanita]]

c. [[Kesehatan Mental]]

d. [[Disabilitas]]

e. Lain-lain

* Berdasarkan letak Geografis{{fact}}

a. [[Lokal]]

b. [[Regional]]

c. [[Nasional]]

d. [[Internasional]]

 == Karakteristik ==
Ada beberapa karakteristik, diantaranya :{{fact}}
# Material dasarnya adalah manusia
# Tujuannya bersifat problematik dan tidak jelas
# Teknologi yang digunakan bersifat tidak pasti
# Kegiatan inti adalah relasi antara staf dan klien
# Kurang memiliki ukuran-ukuran efektivitas yang handal

http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_Pelayanan_Manusia

Komunikasi

Komunikasi adalah "suatu proses dalam mana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan dan orang lain".[1]. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.[rujukan?] Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu.[rujukan?] Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.[2

== Komunikasi ==
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian [[informasi]] (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain. Pada umumnya, komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi nonverbal.

== Sejarah komunikasi ==
'''Komunikasi''' atau ''communicaton'' berasal dari bahasa Latin ''communis'' yang berarti 'sama'.<ref name="ilmu">Mulyana, Deddy Prof. Imu Komunikasi Suatu Pengantar. PT Remaja Rosdakarya. 2007</ref> ''Communico'', ''communicatio'' atau ''communicare'' yang berarti membuat sama (''make to common'').<ref name="ilmu"/> Secara sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. <ref name="Teori Komunikasi"> Rohim,Syaiful.2009. ''Teori Komunikasi: Perspektif,Ragam, & Aplikasi''. Jakarta: Rineka Cipta </ref> Oleh sebab itu, komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami satu dengan yang lainnya (''communication depends on our ability to understand one another''). <ref name="Introducing Communication Theory"> West, Richard & Lynn H. Turner. 2007. ''Introducing Communication Theory''. Third Edition. Singapore: The McGrow Hill companies.</ref>

Pada awalnya, komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan organis.<ref name="gonick"/> [[Sinyal]]-sinyal kimiawi pada [[organisme]] awal digunakan untuk [[reproduksi]].<ref name="gonick"/> Seiring dengan evolusi kehidupan, maka sinyal-sinyal kimiawi [[primitif]] yang digunakan dalam berkomunikasi juga ikut berevolusi dan membuka peluang terjadinya perilaku yang lebih rumit seperti tarian kawin pada [[ikan]]. <ref name="gonick"> {{id}} [[Larry Gonick]], Kartun (non) Komunikasi, guna dan salah guna informasi dalam dunia modern. Kepustakaan Populer Gramedia, Juli 2007. (diterjemahkan dari Guide to (non) Communication HarperClollins Publisher, Inc copyright 1993. ISBN 978-979-9100-75-7 </ref>.

[[Manusia]] berkomunikasi untuk membagi [[pengetahuan]] dan [[pengalaman]].<ref name="ilmu"/> Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, [[tulisan]], gerakan, dan penyiaran.{{fact}} Komunikasi dapat berupa [[interaksi|interaktif]], komunikasi transaktif|transaktif, komunikasi bertujuan|bertujuan, atau komunikasi tak bertujuan|tak bertujuan. {{fact}}

Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok [[orang]] dapat dipahami oleh pihak lain.{{fact}} Akan tetapi, komunikasi hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan tersebut.{{fact}}

Walaupun komunikasi sudah dipelajari sejak lama dan termasuk “barang antik”, topik ini menjadi penting khususnya pada abad 20 karena pertumbuhan komunikasi digambarkan sebagai “penemuan yang revolusioner”, hal ini dikarenakan peningkatan teknologi komunikasi yang pesat seperti radio.{{fact}} Televisi, telepon, satelit dan jaringan komuter seiring dengan industrialisasi bidang usaha yang besar dan politik yang mendunia.{{fact}} Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan keberagaman komunikasi itu sendiri.{{fact}}

== Komponen komunikasi ==
Komponen komunikasi adalah hal-hal yang harus ada agar komunikasi bisa berlangsung dengan baik.{{fact}} Menurut [[Laswell]] komponen-komponen komunikasi adalah:<ref name="Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar"> Mulyana, Deddy. 2007. ''Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar''. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. </ref>
* Pengirim atau komunikator (''sender'') adalah pihak yang mengirimkan pesan kepada pihak lain.
* Pesan (''message'') adalah isi atau maksud yang akan disampaikan oleh satu pihak kepada pihak lain.
* Saluran (''channel'') adalah media dimana pesan disampaikan kepada komunikan. dalam komunikasi antar-pribadi (tatap muka) saluran dapat berupa udara yang mengalirkan getaran nada/suara.
* Penerima atau komunikate (''receiver'') adalah pihak yang menerima pesan dari pihak lain
* Umpan balik (''feedback'') adalah tanggapan dari penerimaan pesan atas isi pesan yang disampaikannya.
* Aturan yang disepakati para pelaku komunikasi tentang bagaimana komunikasi itu akan dijalankan ("Protokol")

== Proses komunikasi ==
Secara ringkas, proses berlangsungnya komunikasi bisa digambarkan seperti berikut.

# Komunikator (''sender'') yang mempunyai maksud berkomunikasi dengan orang lain mengirimkan suatu pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan itu bisa berupa informasi dalam bentuk [[bahasa]] ataupun lewat simbol-simbol yang bisa dimengerti kedua pihak.{{fact}}
# Pesan (''message'') itu disampaikan atau dibawa melalui suatu media atau saluran baik secara langsung maupun tidak langsung. Contohnya berbicara langsung melalui [[telepon]], [[surat]], [[e-mail]], atau media lainnya.{{fact}}
media (channel) alat yang menjadi penyampai pesan dari komunikator ke komunikan.{{fact}}
# Komunikan (''receiver'') menerima pesan yang disampaikan dan menerjemahkan isi pesan yang diterimanya ke dalam bahasa yang dimengerti oleh komunikan itu sendiri.{{fact}}
# Komunikan (''receiver'') memberikan umpan balik (''feedback'') atau tanggapan atas pesan yang dikirimkan kepadanya, apakah dia mengerti atau memahami pesan yang dimaksud oleh si pengirim.{{fact}}

=== Model Komunikasi Linear ===
Model komunikasi ini dikemukakan oleh [[Claude Shannon]] dan [[Warren Weaver]] pada tahun 1949 dalam buku ''The Mathematical of Communication''.<ref name="Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar"> Mulyana, Deddy. 2007. ''Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar''. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. </ref> Mereka mendeskripsikan komunikasi sebagai proses linear karena tertarik pada teknologi radio dan telepon dan ingin mengembangkan suatu model yang dapat menjelaskan bagaimana informasi melewati berbagai saluran (''channel'').{{fact}} Hasilnya adalah konseptualisasi dari komunikasi linear (''linear communication model'').<ref name="Ilmu Komunikasi"> Komala, Lukiati. 2009. ''Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks''. Bandung: Widya Padjadjaran </ref> Pendekatan ini terdiri atas beberapa elemen kunci: sumber (''source''), pesan (''message'') dan penerima (''receiver'').<ref name="Teori Komunikasi"> Rohim,Syaiful.2009. ''Teori Komunikasi: Perspektif,Ragam, & Aplikasi''. Jakarta: Rineka Cipta </ref> Model linear berasumsi bahwa seseorang hanyalah pengirim atau penerima.{{fact}} Tentu saja hal ini merupakan pandangan yang sangat sempit terhadap partisipan-partisipan dalam proses komunikasi.<ref name="Ilmu Komunikasi"> Komala, Lukiati. 2009. ''Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks''. Bandung: Widya Padjadjaran </ref>



=== Model Interaksional ===
Model interaksional dikembangkan oleh Wilbur Schramm pada tahun 1954 yang menekankan pada proses komunikasi dua arah di antara para komunikator.<ref name="Teori Komunikasi"> Rohim,Syaiful.2009. ''Teori Komunikasi: Perspektif,Ragam, & Aplikasi''. Jakarta: Rineka Cipta </ref> Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah: dari pengirim dan kepada penerima dan dari penerima kepada pengirim. Proses melingkar ini menunjukkan bahwa komunikasi selalu berlangsung. <ref name="Ilmu Komunikasi"> Komala, Lukiati. 2009. ''Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks''. Bandung: Widya Padjadjaran </ref> Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui pengambilan peran orang lain.<ref name="Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar"> Mulyana, Deddy. 2007. ''Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar''. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. </ref> Patut dicatat bahwa model ini menempatkan sumber dan penerima mempunyai kedudukan yang sederajat. <ref name="Pengantar Ilmu Komunikasi"> Wiryanto,Dr. 2004. '' Pengantar Ilmu Komunikasi''. Jilid I. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. </ref> Satu elemen yang penting bagi model interkasional adalah '''umpan balik''' (feedback), atau tanggapan terhadap suatu pesan.<ref name="Ilmu Komunikasi"> Komala, Lukiati. 2009. ''Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks''. Bandung: Widya Padjadjaran </ref>

=== Model transaksional ===
Model komunikasi transaksional dikembangkan oleh Barnlund pada tahun 1970.<ref name="Introducing Communication Theory"> West, Richard & Lynn H. Turner. 2007. ''Introducing Communication Theory''. Third Edition. Singapore: The McGrow Hill companies.</ref> Model ini menggarisbawahi pengiriman dan penerimaan pesan yang berlangsung secara terus-menerus dalam sebuah episode komunikasi.{{fact}} Komunikasi bersifat transaksional adalah proses kooperatif: pengirim dan penerima sama-sama bertanggungjawab terhadap dampak dan efektivitas komunikasi yang terjadi. <ref name="Ilmu Komunikasi"> Komala, Lukiati. 2009. ''Ilmu Komunikasi: Perspektif, Proses, dan Konteks''. Bandung: Widya Padjadjaran </ref> Model transaksional berasumsi bahwa saat kita terus-menerus mengirimkan dan menerima pesan, kita berurusan baik dengan elemen verbal dan nonverbal. Dengan kata lain, peserta komunikasi (komunikator) melalukan proses negosiasi makna.<ref name="Teori Komunikasi"> Rohim,Syaiful.2009. ''Teori Komunikasi: Perspektif,Ragam, & Aplikasi''. Jakarta: Rineka Cipta </ref

Faktor yang mempengaruhi komunikasi diantaranya :

Latar belakang budaya.

Interpretasi suatu pesan akan terbentuk dari pola pikir seseorang melalui kebiasaannya, sehingga semakin sama latar belakang budaya antara komunikator dengan komunikan maka komunikasi semakin efektif.[9]

Ikatan kelompok atau group

Nilai-nilai yang dianut oleh suatu kelompok sangat mempengaruhi cara mengamati pesan.[9]

Harapan

Harapan mempengaruhi penerimaan pesan sehingga dapat menerima pesan sesuai dengan yang diharapkan.[9]

Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan akan semakin kompleks sudut pandang dalam menyikapi isi pesan yang disampaikan.[9]

Situasi

Perilaku manusia dipengaruhi oleh lingkungan/situasi.[9]

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi

Kepribadian

Kepribadian adalah keseluruhan cara di mana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain.[1] Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.[1]
Kepribadian menurut pengertian sehari-hari
Disamping itu kepribadian sering diartikan dengan ciri-ciri yang menonjol pada diri individu, seperti kepada orang yang pemalu dikenakan atribut “berkepribadian pemalu”. Kepada orang supel diberikan atribut “berkepribadian supel” dan kepada orang yang plin-plan, pengecut, dan semacamnya diberikan atribut “tidak punya kepribadian”.
Kepribadian menurut psikologi
Berdasarkan penjelasan Gordon Allport tersebut kita dapat melihat bahwa kepribadian sebagai suatu organisasi (berbagai aspek psikis dan fisik) yang merupakan suatu struktur dan sekaligus proses. Jadi, kepribadian merupakan sesuatu yang dapat berubah. Secara eksplisit Allport menyebutkan, kepribadian secara teratur tumbuh dan mengalami perubahan. [2]

Ciri-Ciri Kepribadian yang Sehat dan Tidak Sehat Posted on 4 Mei 2008

Ciri-Ciri Kepribadian yang Sehat dan Tidak SehatHingga saat ini, para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :

Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.
Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.
Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen
Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa
Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari resiko yang dihadapi.
Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :

Kepribadian yang sehat :
Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.
Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.
Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.
Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.
Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.
Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)
Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.
Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.
Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.
Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.
Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang)

Kepribadian yang tidak sehat :
Mudah marah (tersinggung)
Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan
Sering merasa tertekan (stress atau depresi)
Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang
Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum
Kebiasaan berbohong
Hiperaktif
Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas
Senang mengkritik/ mencemooh orang lain
Sulit tidur
Kurang memiliki rasa tanggung jawab
Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)
Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama
Pesimis dalam menghadapi kehidupan
Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan

Faktor-faktor penentu kepribadian:


Faktor keturunan

Keturunan merujuk pada faktor genetis seorang individu.[1] Tinggi fisik, bentuk wajah, gender, temperamen, komposisi otot dan refleks, tingkat energi dan irama biologis adalah karakteristik yang pada umumnya dianggap, entah sepenuhnya atau secara substansial, dipengaruhi oleh siapa orang tua dari individu tersebut, yaitu komposisi biologis, psikologis, dan psikologis bawaan dari individu.[1]

Terdapat tiga dasar penelitian yang berbeda yang memberikan sejumlah kredibilitas terhadap argumen bahwa faktor keturunan memiliki peran penting dalam menentukan kepribadian seseorang.[1] Dasar pertama berfokus pada penyokong genetis dari perilaku dan temperamen anak-anak. [1] Dasar kedua berfokus pada anak-anak kembar yang dipisahkan sejak lahir.[1] Dasar ketiga meneliti konsistensi kepuasan kerja dari waktu ke waktu dan dalam berbagai situasi.[1]

Penelitian terhadap anak-anak memberikan dukungan yang kuat terhadap pengaruh dari faktor keturunan.[3] Bukti menunjukkan bahwa sifat-sifat seperti perasaan malu, rasa takut, dan agresif dapat dikaitkan dengan karakteristik genetis bawaan.[3] Temuan ini mengemukakan bahwa beberapa sifat kepribadian mungkin dihasilkan dari kode genetis sama yang memperanguhi faktor-faktor seperti tinggi badan dan warna rambut.[3]

Para peneliti telah mempelajari lebih dari 100 pasangan kembar identik yang dipisahkan sejak lahir dan dibesarkan secara terpisah.[4] Ternyata peneliti menemukan kesamaan untuk hampir setiap ciri perilaku, ini menandakan bahwa bagian variasi yang signifikan di antara anak-anak kembar ternyata terkait dengan faktor genetis.[1] Penelitian ini juga memberi kesan bahwa lingkungan pengasuhan tidak begitu memengaruhi perkembangan kepribadian atau dengan kata lain, kepribadian dari seorang kembar identik yang dibesarkan di keluarga yang berbeda ternyata lebih mirip dengan pasangan kembarnya dibandingkan kepribadian seorang kembar identik dengan saudara-saudara kandungnya yang dibesarkan bersama-sama.[1]

Faktor lingkungan

Faktor lain yang memberi pengaruh cukup besar terhadap pembentukan karakter adalah lingkungan di mana seseorang tumbuh dan dibesarkan; norma dalam keluarga, teman, dan kelompok sosial; dan pengaruh-pengaruh lain yang seorang manusia dapat alami.[1] Faktor lingkungan ini memiliki peran dalam membentuk kepribadian seseorang.[1] Sebagai contoh, budaya membentuk norma, sikap, dan nilai yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya dan menghasilkan konsistensi seiring berjalannya waktu sehingga ideologi yang secara intens berakar di suatu kultur mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh pada kultur yang lain.[1] Misalnya, orang-orang Amerika Utara memiliki semangat ketekunan, keberhasilan, kompetisi, kebebasan, dan etika kerja Protestan yang terus tertanam dalam diri mereka melalui buku, sistem sekolah, keluarga, dan teman, sehingga orang-orang tersebut cenderung ambisius dan agresif bila dibandingkan dengan individu yang dibesarkan dalam budaya yang menekankan hidup bersama individu lain, kerja sama, serta memprioritaskan keluarga daripada pekerjaan dan karier.[1]

Sifat-sifat kepribadian

Berbagai penelitian awal mengenai struktur kepribadian berkisar di seputar upaya untuk mengidentifikasikan dan menamai karakteristik permanen yang menjelaskan perilaku individu seseorang.[1] Karakteristik yang umumnya melekat dalam diri seorang individu adalah malu, agresif, patuh, malas, ambisius, setia, dan takut.[5] Karakteristik-karakteristik tersebut jika ditunjukkan dalam berbagai situasi, disebut sifat-sifat kepribadian.[5] Sifat kepribadian menjadi suatu hal yang mendapat perhatian cukup besar karena para peneliti telah lama meyakini bahwa sifat-sifat kepribadian dapat membantu proses seleksi karyawan, menyesuaikan bidang pekerjaan dengan individu, dan memandu keputusan pengembangan karier.[5]

Cara identifikasi kepribadian

Terdapat sejumlah upaya awal untuk mengidentifikasi sifat-sifat utama yang mengatur perilaku.[6] Seringnya, upaya ini sekadar menghasilkan daftar panjang sifat yang sulit untuk digeneralisasikan dan hanya memberikan sedikit bimbingan praktis bagi para pembuat keputusan organisasional.[6] Dua pengecualian adalah Myers-Briggs Type Indicator dan Model Lima Besar.[6] Selama 20 tahun hingga saat ini, dua pendekatan ini telah menjadi kerangka kerja yang dominan untuk mengidentifikasi dan mengklasifikasikan sifat-sifat seseorang.[6]

Myers-Briggs Type Indicator

Myers-Briggs Type Indicator (MBTI)[7] adalah tes kepribadian menggunakan empat karakteristik dan mengklasifikasikan individu ke dalam salah satu dari 16 tipe kepribadian. Berdasarkan jawaban yang diberikan dalam tes tersebut, individu diklasifikasikan ke dalam karakteristik ekstraver atau introver, [sensitif]] atau intuitif, pemikir atau perasa, dan memahami atau menilai[6]. Instrumen ini adalah instrumen penilai kepribadian yang paling sering digunakan.[8] MBTI telah dipraktikkan secara luas di perusahaan-perusahaan global seperti Apple Computers, AT&T, Citgroup, GE, 3M Co., dan berbagai rumah sakit, institusi pendidikan, dan angkatan bersenjata AS.[8]

Model Lima Besar

Myers-Briggs Type Indicator kurang memiliki bukti pendukung yang valid, tetapi hal tersebut tidak berlaku pada model lima faktor kepribadian -yang biasanya disebut Model Lima Besar.[6] Selama beberapa tahun terakhir, sejumlah besar penelitian mendukung bahwa lima dimensi dasar saling mendasari dan mencakup sebagian besar variasi yang signifikan dalam kepribadian manusia.[9] Faktor-faktor lima besar mencakup ekstraversi, mudah akur dan bersepakat, sifat berhati-hati, stabilitas emosi, dan terbuka terhadap hal-hal baru.[9]

Menilai kepribadian

Sepuluh kartu yang digunakan dalam Rorschach Inkblot test.

Alasan paling penting mengapa manajer perlu mengetahui cara menilai kepribadian adalah karena penelitian menunjukkan bahwa tes-tes kepribadian sangat berguna dalam membuat keputusan perekrutan.[1] Nilai dalam tes kepribadian membantu manajer meramalkan calon terbaik untuk suatu pekerjaan.[1]

Terdapat tiga cara utama untuk menilai kepribadian[1]:
Survei mandiri
Survei peringkat oleh pengamat
Ukuran proyeksi (Rorschach Inkblot test dan Thematic Apperception Test)

Sifat kepribadian utama yang memengaruhi perilaku organisasi

Evaluasi inti diri

Evaluasi inti diri adalah tingkat di mana individu menyukai atau tidak menyukai diri mereka sendiri, apakah mereka menganggap diri mereka cakap dan efektif, dan apakah mereka merasa memegang kendali atau tidak berdaya atas [lingkungan]] mereka.[10] Evaluasi inti diri seorang individu ditentukan oleh dua elemen utama: harga diri dan lokus kendali.[10] Harga diri didefinisikan sebagai tingkat menyukai diri sendiri dan tingkat sampai mana individu menganggap diri mereka berharga atau tidak berharga sebagai seorang manusia.[10]

Machiavellianisme

Machiavellianisme adalah tingkat di mana seorang individu pragmatis, mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses.[10] Karakteristik kepribadian Machiavellianisme berasal dari nama Niccolo Machiavelli, penulis pada abad keenam belas yang menulis tentang cara mendapatkan dan menggunakan kekuasaan.[10]

Narsisisme

Narsisisme adalah kecenderungan menjadi arogan, mempunyai rasa kepentingan diri yang berlebihan, membutuhkan pengakuan berlebih, dan mengutamakan diri sendiri.[1] Sebuah penelitian mengungkap bahwa ketika individu narsisis berpikir mereka adalah pemimpin yang lebih baik bila dibandingkan dengan rekan-rekan mereka, atasan mereka sebenarnya menilai mereka sebagai pemimpin yang lebih buruk.[1] Individu narsisis seringkali ingin mendapatkan pengakuan dari individu lain dan penguatan atas keunggulan mereka sehingga individu narsisis cenderung memandang rendah dnegan berbicara kasar kepada individu yang mengancam mereka.[1] Individu narsisis juga cenderung egois dan eksploitif, dan acap kali memanfaatkan sikap yang dimiliki individu lain untuk keuntungannya[1].

Pemantauan diri

Pemantauan diri adalah kemampuan seseorang untuk menyesuaikan perilakunya dengan faktor situasional eksternal.[11] Individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi menunjukkan kemampuan yang sangat baik dalam menyesuaikan perilaku dengan faktor-faktor situasional eksternal[11]. Bukti menunjukkan bahwa individu dengan tingkat pemantauan diri yang tinggi cenderung lebih memerhatikan perilaku individu lain dan pandai menyesuaikan diri bila dibandingkan dengan individu yang memiliki tingkat pemantauan diri yang rendah.[11]

Kepribadian tipe A

Donald Trump adalah individu berkepribadian tipe A.

Kepribadian tipe A adalah keterlibatan secara agresif dalam perjuangan terus-menerus untuk mencapai lebih banyak dalam waktu yang lebih sedikit dan melawan upaya-upaya yang menentang dari orang atau hal lain.[12] Dalam kultur Amerika Utara, karakteristik ini cenderung dihargai dan dikaitkan secara positif dengan ambisi dan perolehan barang-barang material yang berhasil.[12] Karakteristik tipe A adalah:[12]
selalu bergerak, berjalan, dan makan cepat;
merasa tidak sabaran;
berusaha keras untuk melakukan atau memikirkan dua hal pada saat yang bersamaan;
tidak dapat menikmati waktu luang;
terobsesi dengan angka-angka, mengukur keberhasilan dalam bentuk jumlah hal yang bisa mereka peroleh.
[sunting]
Kepribadian proaktif

Kepribadian proaktif adalah sikap yang cenderung oportunis, berinisiatif, berani bertindak, dan tekun hingga berhasil mencapai perubahan yang berarti. Pribadi proaktif menciptakan perubahan positif daalam lingkungan tanpa memedulikan batasan atau halangan.[1]

http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian